Selasa, 05 Juni 2012

Tau'iyyah Online


 

 Malam Kamis kemarin saya dapat kesempatan ngaji bareng akhowat Ma’had Nurul Haromain di kota Batu.InsyaAlloh,selama sembilan hari calon-calon ibu ummat ini akan menjalani program tau’iyyah (pembinaan) di ma’had al-Manhal asuhan dai senior kita Ustadz  H.Rofi’an.Adapun kitab yang di kaji adalah  ‘’Min aina nabda’?” atau materi pembinaan dasar.Oleh Ustadz  Masyhuda saya disuruh menyampaikan bab “Miqyasul Amal” atau tolok ukur perbuatan.Namun setelah disana ternyata bukan bab itu yang waktu itu hendak dipelajari.Melainkan bab “Potensi kehidupan dalam diri manusia” atau Thoqoh hayawiyyah. Peserta tau’iyyah sendiri adalah semua akhwat kelas satu Madin az-Zahro’.Untuk diketahui bahwa jumlah santri putri untuk tahun ini memang meningkat,sehingga kelas satu jumlahnya lebih banyak dari pada kelas-kelas yang lain.Seperti yang pernah saya tulis di group tercinta ini juga bahwa tahun ini ada dua santri baru dari Vietnam.Saat menjelang petang saya pun berangkat dari Pesma al-Mukmin mandalawangi bersama Akhi Nasor.Mahasiswa UM yang juga berkhidmah di Lazis al-Haromain cabang Malang ini sekalian membawa bingkisan dari Lazis untuk diberikan kepada santri ma’had al –Manhal yang juga seorang anak yatim.
Senang sekali karena Abi Ihya’ dan Ummi waktu itu juga sedang bertamu di rumah Ustadz H.Rofi’an.Setelah Maghrib pengasuh majlis ta’lim dan maulid yang terkenal “Riyadlul jannah” ,Gus Rohim,juga berkunjung.Akhirnya saya dan Akhi Nasor pun menjadi pendengar setia obrolan-obrolan dakwah para ulama’ ini.Tak ketinggalan,kasus gagalnya Jupe tampil di Batu pun ikut menjadi pembahasan.Bersama MUI,Ustadz Rofi’an juga terlibat sangat aktif dalam usaha penggagalan artis yang oleh teman-teman FPI di sebut sebagai binti dajjal ini.Bahkan beliau juga yang menemui Kapolsek agar kedatangan Jupe ditolak.Saat ini,pihak penyelenggara yang sebelumnnya ingin mendatangkan Jupe sedang menuntut anggota MUI Kota Batu.Bahkan kabarnya mereka menuntutnya untuk membayar ganti rugi sebesar dua milyar.
Kembali kepada tau’iyyah dan masalah potensi kehidupan dalam diri manusia. Paginya saya kembali menikmati diskusi menarik seputar ulama Turki kenamaan yang bernama Said an-Nursi di group NHP ini.Diskusi yang berbobot antara dua intelektual muda ini akhirnya juga menyinggung nama Besar Thoyip Erdogan dan Abdulloh Gul,dwi tunggal yang saat ini menjadi perdana mentri dan persiden Turki.Dan selanjutnya saya menjadi tertarik untuk mengajak semua ikhwan atau akhwat untuk “rihlah” sejenak ke Turki.Karena seperti yang diketahui Turki telah menjadi salah satu “kota suci”bagi ummat Islam karena disanalah Khilafah  disingkirkan.Meskipun demikian,seharusnya disana pula kaum muslimin bisa mengambil pelajaran besar sekaligus bermanfaat bagi mereka.Karena di sebutkan dalam materi pembinaan di atas bahwa dalam diri manusia ada tiga naluri yang harus dipenuhi agar kehidupan manusia itu berjalan secara semestinya.Naluri-naluri tersebut adalah naluri bertahan hidup,naluri lawan jenis dan naluri beragama.Kaitannya dengan Turki adalah bagaimana kita bisa melihat posisi naluri beragama itu dalam diri manusia.Dan saat ini kita bisa mempelajari itu dari masyaratkat Muslim Turki.Tepatnya semenjak kekhilafahan disingkirkan dari mereka (ummat Islam).
Recep thoyip Erdogan dan Abdulloh Gul benar-benar membuat Turki menjadi perhatian dan buah bibir dimana-mana.Terlebih ketika revolusi musim semi Arab telah berhasil menumbangkan banyak rezim otoriter dan membuahkan kemenangan bagi partai-partiai Islam.Perdana mentri dan Presiden Turki ini perlahan namun pasti mampu menghidupkan spirit keislaman dinegara Mustofa Kamal tersebut.Partai mereka,AKP,bahkan memenangkan pemilu tiga kali secara berturut-turut.Kemenangan partai berhaluan Islam ini tentu saja sangat menarik perhatian karena setelah berhasil menumbangkan Khilafah (1924),Mustofa Kamal menghendaki agar negara itu menjadi negara sekuler.Maka dari itu kita mendengar bahwa antek yahudi ini melarang jilbab dan pakaian muslim ditempat-tempat umum dan memaksa kaum Muslimin untuk memakai pakaian ala barat.Tidak hanya itu,lembaga keagamaan juga di tutup,bahasa arab di ganti dengan bahasa Turki.Bacaan adzan juga di ganti dengan bahasa Turki.Bahkan bacaan sholat pun demikian,begitu juga  Masjid hendak di ganti menjadi gereja Islam modern.Namun karena penolakan yang keras akhirnya dua usaha terakhir ini gagal.Intinya,Mustafa Kamal benar-benar ingin menjauhkan aturan dan nilai-nilai agama dari kehidupan rakyat Turki.
Namun peristiwa tragis dan memilukan itu telah berlalu 80 tahun yang lalu.Kini perempuan-perempuan muslim Turki telah bisa memakai Jilbab mereka di tempat-tempat umum.Dan hal itu adalah bagian kecil dari apa yang telah di upayakan oleh Erdogan dan Abdulloh Gul.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah usaha sekulerisasi membabi buta Mustafa kamal yang sudah berlaku beberapa dekade itu telah menghilangkan naluri beragama masyarakat muslim Turki??.Apakah setelah sekulerisme memaksa mereka untuk menjauh dari agama kemudian naluri beragama itu hilang dari mereka??.Atau apakah Turki harus menunggu sampai 80 tahun agar naluri beragama itu bisa kembali terlihat dari kaum Muslimin Turki??.Jawabannya ternyata tidak.Pada desember 1995,partai yang “berhaluan” Islam,partai Refah juga telah memenangkan pemilu  Turki.Necmettin Erbakan yang menjadi tokoh partai tersebut pun menjabat sebagai perdana mentri.Ketika itu,perlahan namun pasti usaha Islamisasi juga telah di upayakan Erbakan.Seperti mencabut UU larangan memakai jilbab di tempat umum.Menambah jam siaran agama di televisi,merencanakan pembangunan masjid di lapangan Takzim Istambul,menentang penutupan sekolah-sekolah Islam dsb.Namun sangat di sayangkan karena pada 1997 Erbakan harus mengundurkan diri.Yang demikian adalah adanya ketakutan kaum sekuler Turki dan negara-negara barat akan gebrakan-gebrakan Erbakan hingga akhirnya beliau mengalami benyak tekanan.Tidak hanya itu,partai Refah juga menjadi partai yang terlarang.Selanjutnya,Mesut Yilmaz yang menggantikan beliau sekaligus antek barat dan kaum sekuler pun kembali melarang jilbab,menutup sekolah-sekolah agama dan memangkas jam siaran agama di TV.
Bahkan jauh sebelum Erbakan,Masyarakat Turki telah mengenal dan memilih Adnan Mandaris.Pada tahun 1950 Partai Demokrasi pimpinan Adnan Mandaris ini unggul atas Partai Republik bentukan Mustafa Kemal,bapak sekuleris Turki.Selama 10 tahun pimpinannya,Adnan Mandaris juga berusaha menempatkan Islam kembali ke masyarakat Turki.Dengan cara yang sangat halus,Mandaris berhasil membuat adzan kembali di kumandangkan  dalam bahasa Arab (sebelumnya di kumandangkan dalam bahasa Turki:Lafadz Allohu Akbar di ganti dengan Allohul Buyuk),masjid-masjid yang telah di hancurkan di renovasi,fakultas teologi dibuka kembali dan sejumlah lembaga tahfidzul Quran juga kembali di munculkan.Namun meskipun apa yang di lakukan oleh Mandaris adalah sangat manusiawi dan jauh dari sikap radikal,akan tetapi kebijakan-kebijakan Mandaris itu di anggap sebagai kejahatan oleh kalangan sekuleris Turki,teruama kelompok militer yang bertindak sebagai penjaga gawang sekulerisme.Mandaris di tuduh menciptakan pemerintahan yang primitif,statis,berkhianat terhadap ajaran Mustafa Kemal,mengancam demokrasi dan lain sebagainya.Sebagai hukumannya,pada tahun 1960,terjadi kudeta militer dan Mandaris bersama Ketua Parlemen Bulatuqan dan mentri luar negri  Fatin Zaurli dihukum mati.
Uraian singkat ini kiranya bisa memberika gambaran bagaimana posisi naluri beragama dalam diri manusia.Bahwa naluri ini harus di penuhi juga bisa terbaca dari apa yang melanda Turki.Usaha seperti apapun yang dilakukan untuk menghilangkan naluri ini seperti menghilangkan panas dari api.
Sekulerisasi yang dilakukan oleh Mustafa Kemal adalah salah satu contoh usaha menghilangkan atau menjauhkan manusia dari naluri beragama ini.Padahal naluri-naluri ini sifatnya adalah fitroh atau menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam penciptaan manusia.Sejarah mencatat bagaimana Idola Soekaro ini juga tidak segan-segan menghukum orang-orang yang enggan dengan pemerintahan Kemalis.Pada 13 Juli 1926,15 orang digantung di muka umum.Tahun 1930,800 orang anti Kemalis di tangkap dan dihukum mati.Tahun 1931,keluar peraturan yang melarang media massa mengeluarkan propaganda yang di anggap membahayakan pemerintahan Kemalis.Yang lebih ironis,dengan sekulerisme,ternyata Turki tidak lantas menjadi negara maju dan makmur.Kemiskinan,korupsi dan penyakit-penyaklit sosial lainnya justru menjadi pekerjaan melelahkan bagi pemerintah dan pemandangan yang menakutkan bagi masyarakat.
Demikianlah kira-kira gambaran konkrit posisi naluri beragama dalam diri manusia.Semakin ia terpenuhi maka manusia akan hidup bahagia.Siapa saja yang ingin menikmati hidup dengan mengabaikan naluri ini maka yang diraih adalah kegelapan yang dia telah mengabaikan cahayanya.Bahwasanya yang bisa memenuhi naluri ini adalah Islam karena dialah sebenarnya agama.Dengan dakwah,orang-orang seperti Mandaris,Erbakan dan Erdogan telah mengambil peran yang tepat untuk mendorong naluri beragama orang disekitarnya.Mereka sangat paham bahwa naluri ini tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada yang mendorongnya.Sesungguhnya dakwah adalah pendorong yang paling baik untuk nurani ini.Dakwah akan menyentuhnya,membangunkannya untuk kemudian membuka matanya kepada Islam yang sempurna.







  • 0 komentar:

    Posting Komentar