وسائل النجاح في السلوك
Segala puji
bagi Alloh Dzat yang mencukupi segalanya. Sholawat salam atas Rosul Al
Musthofa, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti jejak
langkahnya.
Di bawah ini
adalah hal-hal pokok yang mesti harus diperhatikan oleh para penempuh suluk
(akhirat):
2.
Niat yang jujur dan bersih hingga dalam urusan
yang berhukum mubah.
3.
Muroqobah Alloh (merasa diawasi) dalam segala gerak
kehidupan yang termasuk bagian maqom ihsan agar dalam semua amal yang
dikerjakan atas nama Alloh mencapai tingkat sebagai seorang yang cinta (raghiban),
orang yang ikhlas (mukhlison), dan orang yang jujur (shodiqon).
4.
Menjernihkan hati karena hati (sariroh) menjadi
tempat pandang Alloh, sementara gerak tubuh (alaniyyah) sebagai sasaran
pandang makhluq sehingga tidak ada tindakan yang dibuat-buat (tashonnu') ataupun
riya'. Termasuk doa Rasululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam adalah :
أللّهمَّ اجْعَلْ سَرِيرَتِي خَيْرًا مِنْ
عَلاَنِيَّتِيْ وَاجْعَلْ عَلاَ نِيَّتِيْ صَا لِحَةً
Ya Alloh
jadikanlah sariroh (hati) saya lebih baik daripada alaniyyah (gerak tubuh)
saya. Dan jadikanlah alaniyyah saya baik. (H.R. Turmudzi)
5.
Meramaikan (mengisi dan memenuhi) seluruh waktu
dengan aktivitas ibadah agar berkah waktu bisa terlihat dan konsistensi
menghadap Alloh (iqbal) tetap terjaga. Diantara aktivitas itu ialah :
a.
Menetapi (luzum) sholat berjamaah kecuali
ada udzur syara' karena dalam aktivitas ini ada banyak faedah dan hikmah yang
terpendam.
b.
Menetapi wirid dan dzikir ucapan (qouliyyan) seperti
membaca Al-Qur'an atau tindakan (amaliyyan) seperti berinfaq dan
bersedekah karena aktivitas terebut memiliki fungsi positif dalam mencerahkan
hati dan mengendalikan anggota tubuh (jawarih). Bahkan, telah disebutkan
bahwa sedekah menjadikan harta berkah, menjaganya dari bencana, menambah
rezeki, menyehatkan badan, dan menjadikan umur berkah. Dalam hikmah dikatakan:
اَلْوَارِدَاتُ مِنْ حَيْثُ الْاَوْرَادِ فَمَنْ لَمْ يَكُنْ
لَهُ وِرْدٌ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَارِدٌ
Al
Waridat (ide-ide dan intuisi) tergantung aurad (wirid-wirid), maka barangsiapa
yang tidak memiliki wirid dalam dhohirnya maka tidak ada warid dalam sarair
(hati)nya.
c.
Memperbanyak sunnah-sunnah (nawafil) guna
menambah cacat yang terdapat dalam sholat-sholat fardhu (faroidh), mencari
tambahan dan menyambut nafahat (hembusan rahmat/ bonus besar). Dan yang paling
utama adalah qiyamullail yang sangat saru jika seorang penempuh jalan akhirat (salik)
tidak melakukan aktivitas qiyamullail ini, sebuah amalan ibadah yang
mempunyai peran sangat kuat dalam menghasilkan kejernihan hati. Rosululloh
Shollallohu 'Alaihi Wasallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَاِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ
قَبْلَكُمْ وَمَقْرَبَةٌ لَكُمْ اِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ
عَنِ الْاِثْمِ وَمُطْرِدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ
Tetapilah
qiyamullail oleh kalian karena ia merupakan kebiasaan orang-orang sholih
sebelum kalian, dapat mendekatkan kalian kepada Tuhan kalian, dapat melebur
kesalahan-kesalahan, dapat mencegah dari dosa dan mengusir penyakit dari
tubuh." (H.R.
Ahmad Turmudzi Hakim dan Baihaqi)
Catatan:
Hal tersebut
tidak akan tampak dan mantap kecuali terlebih dahulu ada kesinambungan, terus
menerus dilakukan (mudawamah) dan menetapi prinsip bermadya, tidak
ekstrim (ghuluw).
6.
Mengagungkan tanda-tanda Alloh (ta'dzim sya'airillah) sehingga tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun.
Di antara hal ini adalah
melakukan sholat pada awal waktu sebagai bentuk pengakuan akan kemuliaannya.
7.
Terus-menerus sibuk mencari ilmu dan hikmah tanpa
melihat apapun resikonya. Sebab dengan ilmu Islam bisa hidup dan eksis. Ilmu
yang dimaksud tentu saja ilmu yang bersumber dari wahyu dan pengamatan terhadap
alam. Jadi, wahyu adalah standar ibadah dan prinsip hidup, sementara alam
dengan segala ilmu dan rahasia yang terkandung di dalamnya adalah inspirasi
pembangunan dan sumber kehidupan yang sejahtera dan indah.
8.
Bergabung dan menyatu dengan sebuah jamaah, organisasi, dan perkumpulan
yang bergerak di bidang dakwah kepada Alloh, perintah kebaikan dan mencegah
kemungkaran sebagaimana diperintahkan oleh Alloh:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan
hendaknya ada sebagian dari kalian sekelompok (umat) yang menyeru kepada
kebaikan; menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Mereka-lah
orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imron: 104)
Tentu saja
sebuah jamaah yang mesti memiliki ciri-ciri umum sebagai sebuah jamaah dan
terbangun dengan melalui proses dan fase dakwah seperti berikut:
a.
Fase perintisan (marhalatuttakwin) dan
dakwah dengan lisan karena amar ma'ruf dan nahi mungkar termasuk kategori
dakwah ini.
b.
Fase membuat jaringan atau menjalin interaksi (marhalatut
tasyabuk wat tafa'ul), dan
c.
Fase revolusi dan aplikasi ajaran Islam (marhalatut
tathbiq)
9.
Memiliki keterikatan (alaqoh) dengan
murobbi secara sanad, adab dan dzauq agar pemahaman Islam yang dimiliki
berjalan pada jalur yang benar seperti dijalani Rosululloh Shollallohu 'Alaihi
Wasallam, para sahabat dan para pengikut mereka dengan baik sampai hari akhir.
Mereka ini disebut sebagai ummat wasathiyyah dalam firman Alloh, "dan
begitulah Kami menjadikan kalian sebagai ummat wasatho" dan seperti
dikatakan:
لَوْ لاَ الْمُرَ بِّيْ لَمَا عَرَفْتُ رَبِّيْ
Andai bukan arena murobbi niscaya aku tidak
mengenal Tuhanku.

0 komentar:
Posting Komentar