Kamis, 31 Mei 2012

Untukmu Selamanya....


 
Imam Muslim meriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah rodliyallohu ‘anha,bahwa “ketika Rosululloh saw pulang dari perang khondaq beliau meletakkan pedangnya lalu mandi.Kemudian datanglah Jibril ‘alaihissalam,setelah Jibril membersihkan debu di kepalanya,beliau berkata kepada Rosululloh saw; “Anda letakkan pedangnya? Demi Alloh kita tidak akan meletakkannya…Keluarlah menuju mereka” Rosululloh bertanya “Kemana?” Jibril memberi isyarat kepada Bani Quroidzoh.Selanjutnya Rosululloh pun memerangi mereka.(Shohih Muslim 2/114.Imam al-Bukhori juga meriwayatkan hadis ini dari Sayyidah ‘Aisyah,hanya saja dengan redaksi yang sedikit berbeda)
Seperti dalam setiap hadis Rosululloh saw,hadis di atas juga menyimpan beberapa pelajaran yang istimewa.Salah satunya adalah gambaran bagaimana para Malaikat mengikuti perang bersama Rosululloh dan para sahabatnya.Sikap Malaikat Jibril yang membersihkan debu dari kepalanya memberikan gambaran yang nyata akan hakikat tersebut.Keterlibatan para malaikat dalam jihad ummat Islam juga banyak disebut dalam beberapa ayat Alquran.Keikutsertaan malaikat dalam jihad kaum muslimin  adalah kabar gembira sekaligus janji yang ditunaikan oleh Alloh swt kepada siapa saja yang berkenan berjihad di jalan-Nya.Untuk itulah orang-orang yang beriman tidak pernah merasa gentar karena jumlah yang sedikit,sarana yang terbatas atau kemampuan yang tak seberapa. Alloh berfirman:

(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman. (al Anfal:12)

Hadis di atas juga memberikan  gambaran bagaimana Rosululloh melaksanakan dakwahnya.Kita melihat dan membuktikan bahwa dalam berdakwah Rosululloh sangat semangat,all out,total dan tak kenal lelah.Atau dengan bahasa yang mirip dengan redaksi hadis di atas,”Rosululloh tak pernah meletakkan pedangnya”.Selama ini kita selalu mendengarkan alasan dari orang-orang yang bekerja keras bahwa mereka sangat letih sehingga membutuhkan waktu beberapa jam untuk beristirahat.Bahkan orang-orang yang tidak begitu berat pekerjaannya juga merasa perlu untuk sejenak tidur siang agar bisa melanjutkan rutinitasnya dengan lancar.Namun ketika kita melihat aktifitas dakwah Rosululloh saw, cara dan kebiasaan-kebiasaan seperti itu rasanya tidak penting,tidak berlaku dan tidak ada.
Kita  tidak hendak menempatkan Rosululloh saw dalam keadaan yang beliau tidak diciptakan untuknya.Kita memang tidak boleh menganggap bahwa setelah Muhammad bin Abdulloh menjadi rosul maka ketika itu pula beliau menghapus kebiasaan-kebiasaan manusiawi yang ada pada dirinya.Kita tidak meyakini dan tidak hendak membicarakan hal naïf seperti itu.Kita yakin bahwa Rosululloh adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya.Rosululloh berpuasa dan berbuka,tidur  dan beribadah serta menikah seperti manusia pada umumnya.Saat ini mari kita berbicara tentang tugas Rosululloh,visi misi yang telah menyita waktu dalam hidupnya, sunnah beliau yang tidak jarang diterlantarkan.Mari kita berbicara tentang dakwah.
Di era kejayaan Islam dan ummatnya dakwah selalu mendapatkan perhatian yang istimewa.Ummat memahami kewajibannya serta yakin akan fungsinya.Mereka yakin betul bahwa dalam dakwah ada kemuliaan mereka.Sampai datang suatu masa di mana ilmu hanya dijadikan ajang perdebatan dan dakwah dianggap sebagai suatu hal yang usang.Kalaupun ada yang dakwah maka itupun sebagai sarana mencari keuntungan materi saja.Kita memuji Alloh karena masa suram itu telah berlalu.Tak henti-hentinya kita bersyukur karena di era kita hidup sekarang ini dakwah kembali mendapatkan tempatnya,meraih haknya dan memperoleh hasilnya.
Dalam Taushiyah yang berjudul “Kepedulian”,Abi al-Ustadz Ihya’ Ulumiddin menjelaskan bahwa “Terjun dalam kancah dakwah llalloh maknanya adalah kesediaan untuk memperhatikan hal-hal yang menjadi urusan ummat Islam. Dalam kata lain harus terwujud dalam diri seorang da`i sikap kepedulian pada setiap urusan ummat Islam. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ اَصْبَحَ وَلَمْ يَهْتَمَّ بِاُ مُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ – رواه الحا كم
“Barangsiapa pagi-pagi tidak memperhatikan ( urusan ) ummat Islam maka dia bukanlah termasuk golongan mereka itu”. (H.R. Al Hakim, lihat Faidlul Qadir jilid VI hal. 67)
Bahwa dakwah adalah memperhatikan urusan-urusan ummat maka dakwah tentu melelahkan dan menyita waktu yang banyak.Sekali lagi dakwah berhubungan dengan urusan ummat,bukan “sekedar” urusan kampung,kelompok atau urusan-urusan lokal lainnya.Bukankah dakwah itu tidak hanya universal tapi juga internasional? Kita tidak menutup mata bahwa di sana ada yang menjadikan dakwah sebagai sampingan saja.Kita tak menganggap jelek yang seperti itu hanya saja ingin disampaikan disini bahwa seorang pemain bola yang telah menang sekalipun tidak akan puas dengan mencetak satu gol saja.Orang yang memiliki tanah satu hektar tidak akan puas dengan hanya memanfaatkan 100 meter tanahnya saja untuk diambil manfaat sementara yang lainnya diabaikan.Lantas,kenapa hanya sedikit dari potensi yang ada pada kita saja yang kita berikan kepada dakwah? Kenapa hanya sisa-sisa waktu saja yang kita alokasikan untuk dakwah? Kenapa masih menjadikan dakwah sebagai sampingan?
Apapun,yang jelas Rosululloh adalah teladan kita semua.Begitupun dalam berdakwah.Hendaknya kita selalu semangat,tajarrud )total) dan tak kenal lelah.Penting untuk disebutkan disini bahwa perang khondaq yang disebutkan dalam hadis di atas adalah perang besar yang sangat melelahkan.Saat itu kaum muslimin harus menggali parit (khondaq) untuk mengahalangi pasukan koalisi yang berjumlah 10.000 yang hendak menyerang madinah.(Fiqhus Siroh,233-234.As Siroh an Nabawiyah,durus wa ‘ibar:88-90).Namun demikian, hadis singkat di atas begitu jelas menggambarkan totalitas dan semangat dakwah Rosululloh saw.
Akhir kalam,marilah kita simak kembali salah satu pesan yang di sampaikan Abi Ihya’ dalam sebuah taushiyah yang berjudul Dai tidak berbicara kecuali persoalan Dakwah; Atas dasar inilah anggota JD (jama’ah dakwah) yang sudah beriltizam maupun yang masih dalam proses partisipasi (murofaqoh) hendaknya mengupayakan diri,untuk bertugas dan bertanggung jawab terhadap dakwah dengan semestinya.Bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam berkiprah dan berbuat untuk kepentingan dakwah tersebut.Laksana tiada hari tanpa berdakwah.Ibarat tiada diskusi dan kumpul-kumpul kecuali membahas dakwah.Laksana Khalid bin Walid yang tiada berbicara kecuali soal jihad ,dalam arti serius seperti disetiap kesempatan kita nasehatkan berulang kali .Pergunakanlah keahlian secara maksimal.Keluarkanlah   segenap kemampuan masing-masing,InsyaAllah upaya itu tidak akan sia-sia,bahkan semoga  menjadi amalan dengan nilai yang bagus menurut Allah SWT.

Ditulis sekitar dua bulan yang lalu

0 komentar:

Posting Komentar