النصر بيدالله وحده
Alloh berfirman:
وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى لَكُمْ
وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلأَّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Dan Alloh tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan
sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu dan agar tentram hatimu karenanya.
Dan kemenangan itu hanyalah dari Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ali Imron : 126)
Dari ayat
ini bisa diambil kesimpulan bahwa pertolongan itu seperti rezeqi, yaitu qodho'.
Seperti halnya manusia tidak memiliki kuasa menentukan rizqi dari sisi waktu
dan jumlah, maka juga tidak ada seorang pun yang bisa menurunkan kemenangan
pada waktu dan dengan ukuran tertentu. Adapun bagaimanakah Alloh menolong para
Nabi dan utusan-Nya dan kapan pertolongan itu diberikan maka dengan melihat
kisah tentang mereka dalam Al-Qur'an, kita akan menemukan tiga cara pertolongan
Alloh :
2.
Adakalanya Dia menolong syariat Nabi-Nya seperti
Nabi Yunus dan nabi Musa Alaihimassalam.
3.
Dan adakalanya Dia menolong Nabi-Nya sekaligus
syariat-Nya seperti yang diterima oleh Rosululloh Sholalllohu 'Alaihi Wasallam.
Dia menolong beliau semasa hidup dan setelah wafat serta menolong secara
langsung atau mengerahkan orang lain untuk menolong beliau.
Begitulah
kondisi para pengemban dakwah sebagaimana difirmankan-Nya,
"Sungguh Kami pasti akan menolong para
utusan Kami dan orang-orang beriaman dalam kehidupan dunia dan pada hari ketika para
saksi berdiri." (Q.S. Al-Mu'minun: ). Hanya saja pertolongan dari-Nya hanya akan
diberikan kepada kaum beriman
jika mereka mau menolongnya seperti ditegaskan dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ
تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Hai
orang-orang beriman, jika kalian menolong Alloh maka Dia akan menolong dan
meneguhkan kaki kalian."
(Q.S. Muhammad: 7)
Ini karena huruf "in" adalah huruf
syarat yang seperti di maklumi. Hal ini berarti bahwa kaum beriman wajib memenuhi dan menyempurnakan
syarat-syarat yang ditentukan untuk mendapatkan pertolongan dan tidak
meremehkan hal tersebut. Jika tidak memenuhi syarat, maka tidak akan ada
pertolongan.
Persyaratan bisa dikatakan sempurna dengan berpegang
teguh kepada Islam secara aqidah, hukum dan suluk serta melakukan amal yang
meridhokan Alloh dalam aktiftas menolong agama-Nya. Selain itu, juga harus
melakukan persiapan yang benar dan bahkan harus betul-betul profesional dalam
menggunakan sarana dan cara
untuk mencapai tujuan. Hal ini karena kita memahami bahwa pertolongan Alloh
tidak berada di tangan kita, tetapi ada tangan-Nya yang bisa Dia memberikannya
kepada orang yang telah menyempurnakan syarat-syarat. Hal demikian menjadikan
kita sebagai seorang yang sangat khawatir melakukan keteledoran yang
menyebabkan terhalang dari pertolongan. Baik keteledoran itu dalam ibadah dan ketaatan, dalam mengikuti jalan, sarana serta cara-cara yang
benar. Semuanya ini adalah
penghalang pertolongan darinya.
Keteledoran pertama, (dalam ibadah dan ketaatan)
tergambar dalam Firman Alloh:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ
كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ
عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الأَ َرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ
وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ
Sesungguhnya Alloh, telah
menolong kamu (Hai para mu'min) di banyak medan peperangan. Dan (ingatlah)
Perang Hunain, di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu,maka
jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang
luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan
bercerai berai." (Q.S. At Taubah : 25)
Keteledoran kedua, (dalam ittiba' jalan,
sarana, dan cara) tergambar dalam firman Alloh:
Dan sesungguhnya Alloh
telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya
sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai
perintah (Rosul) sesudah Alloh memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Diantara
kamu ada orang yang mengehendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang
menghendaki akhirat. Kemudian Alloh memalingkanmu dari mereka untuk mengujimu:
Dan sesungguhnya Alloh telah memaafkan kamu. Dan Alloh mempunyai karunia (yang
dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman." (Q.S. Ali Imron : 152)
Jadi, pertolongan (baca: kemenangan) gagal diperoleh
kaum muslimin di medan Uhud adalah karena ulah sebagian pasukan pemanah yang
melanggar perintah Rosululloh Shoalllohu 'Alaihi Wasallam agar tetap berada di
puncak gunung dan tidak meninggalkan tempat dengan alasan apapun.
Seorang pengemban dakwah harus terdorong untuk
melaksanakan tugas menolong agama Alloh dengan kadar kemampuan dan kekuatan
masing-masing, utamanya kekuatan ruhiyah, yakni dengan merasa bahwa dalam
aktifitas ini ia sedang melakukan aqad jual beli (membuat suatu kesepakatan)
dengan Alloh dengan memposisikannya (dalam keyakinan) sebagai pembeli. Dia Maha
Memiliki, Maha Pemberi Anugerah telah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ...
Sesungguhnya Alloh membeli
dari orang-orang beriman diri dan harta benda mereka bahwa sesungguhnya bagi
mereka ada surga... (Q.S.
At Taubah: 111)
Dan sudah bisa dipastikan tidak akan ada penipuan
dalam berjual beli dengan Alloh karena penipuan adalah karakter manusia munafik
sepeti disebut dalam firman-Nya:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ
وَهُوَ خَادِعُهُمْ
Sesungguhnya orang-orang
munafik menipu Alloh, padahal Alloh lah yang menipu mereka. (Q.S. An Nisa' : 141)
Penipuan yang dimaksud adalah Alloh menimpakan khidzlan
(penghinaan) atas mereka. Jika kaum muslimin mewujudkan syarat-syarat maka
dia pasti menurunkan pertolongannya kepada mereka. Jika tidak, maka dia pasti
menimpakan khidzlan atas mereka serta menahan pertolongannya dari
mereka. Alloh berfirman:
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ
لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Jika Alloh menolong kamu
maka tidak akan ada orang yang bisa mengalahkanmu. Jika Alloh membiarkanmu maka
siapakah gerangan selain Alloh yang dapat menolong kamu? (karena itu) hendaklah
orang-orang beriman bertawakkal kepada Alloh. (Q.S. Ali Imron : 160)
0 komentar:
Posting Komentar