Kamis, 22 November 2012

Bintang di Surga



Tiba-tiba datang musuh bernama Ibnu Qumaiah dengan menunggang kuda, lalu menebas tangan Mush'ab hingga putus, sementara Mush'ab meneriakkan, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul." (QS Ali Imran : 144)
Maka Mush'ab memegang bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil berucap, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul."
Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush'ab pun gugur, dan bendera jatuh. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada.
Kisah diatas adalah kisah tentang Mush’ab bin Umair,salah satu sahabat Rosululloh SAW.Kisah diatas diriwayatkan oleh orang-orang terpercaya sehingga nyata kebenarannya.Benar bahwa  terdapat banyak kisah mengagumkan disekitar Rosululloh dan para sahabatnya.Kisah tentang kasih sayang,ukhuwah,ketulusan dan pengorbanan.Sosok Mush’ab sendiri bukanlah satu-satunya sahabat yang menyerahkan nyawanya untuk Alloh dan RosulNya.Namun disana ada beberapa pelajaran luar biasa dari figur seorang remaja bernama Mush’ab bin Umair.Diantara pelajaran itu ada yang sangat diperhatikan oleh pegiat kaderisasi dan pembinaan.
Kita tidak memungkiri bahwa disekitar kita masih banyak orang-orang yang tidak menaruh perhatian pada pelajaran-pelajaran berharga seperti ini.Kita tidak menutup mata bahwa masih banyak umat Islam yang lebih tertarik untuk mengkonsumsi gosip tentang si fulan atau si fulanah daripada menelaah siroh sahabat. Kita tidak pernah lalai dari kondisi yang telah melemahkan sekaligus merendahkan martabat kaum muslimin ini.Untuk itulah kita akan terus mempelajari siroh Rosululloh dan para sahabatnya.Kita juga mengajak umat untuk secepatnya kembali kepada siroh yang memukau ini sekaligus meninggalkan keterpurukan yang selama ini memenjara mereka .Bukankah telah tiba masa dimana kaum muslimin akan meraih kembali kejayaan,kesejahteraan dan kemuliaan seperti Rosululloh dan para sahabat meraihnya?
Telah lama kita mengenal Umar bin Khotthob.Salah satu  kader Rosululloh yang manusia tak akan pernah melupakan keistimewaan.Kita pun telah begitu lama mendengar kisah menakjubkan seputar Abu Bakar dan Usman bin Affan.Perhatian kita juga sering tertarik untuk melihat secara seksama masa lalu mereka.Yakni ketika mereka masih terkungkung dalam kegelapan jahiliyah dan belum mengenal Islam.Dan tidak hanya mereka bertiga.Sekian banyak orang-orang disekitar Rosululloh adalah mereka  yang telah mengambil peran pada masa jahiliyah dengan segala corak kegelapannya.Sebelum mencintai kebaikan mereka adalah orang yang membencinya.Sebelum mengenal keutamaan mereka adalah penyeru untuk melawannya.Sebelum menikmati kesegaran tauhid mereka adalah orang-orang yang meludahinya. Demikianlah,betapa jauh perbedaan antara kehidupan dan kematian,antara kegelapan jahiliyah dan cahaya Islam.

Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat,gelap gulita dengan cahaya.Tidak pula sama yang teduh dengan yang panas.Begitu  juga antara orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. QS Fathir: 19-22

Kemudian alam semesta senantiasa menghirup keharuman sejarah mereka.Dunia tidak akan pernah melupakan kedermawanan Abu Bakar ,keadilan dan kesederhanaan Umar serta dua roka’at yang di dalamnya Ustman menghatamkan Alqur’an.Ibarat orang yang buta,Islam kembali membuka mata mereka.Layaknya tanah yang kering nan tandus,tarbiyah Islam ibarat guyuran hujan yang membuatnya subur.Kemudian dari tanah itu  tumbuh beraneka ragam tumbuhan yang menakjubkan.

Dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.QS al-Hajj: 5

Seakan-akan mereka adalah kumpulan pakaian yang lusuh dan kumal lalu Alloh mentazkiyah mereka.Setelah itu Alloh mewarnai mereka dengan sebuah warna yang hanya Dia berikan kepada siapa saja yang secara tulus menyembahNya. 

Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah. (QS. Al-Baqoroh :138)

Begitupun dengan Mush’ab bin Umair.

Sebelum memeluk Islam Ia seorang remaja Quraisy terkemuka, gagah dan tampan. Para ahli sejarah  bahkan melukiskannya dengan kalimat: "Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum." Mush'ab bin Umair lahir dan dibesarkan dalam kesenangan dunia dan hidup serba berkecukupan, seorang pemuda yang sangat dimanjakan oleh ibunya, menjadi buah bibir gadis-gadis Mekkah dan menjadi idola ditempat-tempat pertemuan.Namun semua berubah saat dia mengenal Alloh dan RosululNya.Tepatnya di bukit Shafa,di rumah Al-arqam bin Abil Arqam.Disitulah dia bersama generasi Islam pertama mendapatkan taujih dan tarbiyah dari Rosululloh saw.
Namun perubahan yang terjadi dalam diri Mush’ab tidak serta merta mendapat dukungan dari keluarganya. Khunas binti Malik (ibunda Mush'ab) adalah seorang yang berkepribadian kuat dan pendiriannya tak dapat ditawar atau diganggu gugat, Ia wanita yang disegani bahkan ditakuti. Ketika Mush'ab memeluk Islam, tiada satu kekuatan pun yang ditakuti dan dikhawatirkannya selain ibunya sendiri.Usaha Mush’ab untuk menyembunyikan imannya juga tak mampu bertahan lama.Akhirnya berbagai cara dilakukan Ibunya agar Mush’ab kembali kepada agamanya yang lama dan meninggalkan Islam.Ibu yang masih sangat dicintainya bahkan pernah mogok makan agar Mush’ab merasa iba kemudian meninggalkan agama barunya.Mush’ab juga pernah dikurung dan dipenjara.Namun semua upaya itu tidak mampu menggoyahkan Iman pemuda Mekkah ini.Hingga pada akhirnya sang Ibu pun mengusirnya: “Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibumu lagi”.
Dengan tangisan haru Mush’ab bin Umair meninggalkan ibunya.Betapapun ia mencintai perempuan yang telah melahirkannya itu Ia tetap tidak bisa mengurangi cintanya yang lebih besar kepada Alloh dan RosulNya.Cinta sebagai buah dari keimanan.Dengan iman itulah dia mengetahui nilai serta porsi segala sesuatu selain Alloh dan RosulNya.Perjuangan dan ujian Mush’ab tentu tidak berhenti disini saja.Bersama Rosululloh dan para sahabatnya,pemuda mekkah ini menikmati setiap ujian yang menimpa umat Islam di periode awal dakwah.
Pernah pada puatu hari ia tampil di hadapan beberapa sahabat  yang sedang duduk di sekeliling Rasulullah SAW. Demi memandang Mush'ab, mereka menundukkan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa orang matanya basah karena duka. Mereka melihat Mush'ab memakai jubah usang yang bertambal-tambal, padahal belum hilang dari ingatan mereka—pakaiannya sebelum masuk Islam—tak ubahnya bagaikan kembang di taman, berwarna-warni dan menghamburkan bau yang wangi.Adapun Rasulullah menatapnya dengan pandangan penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur dalam hati. Pada kedua bibirnya tersungging senyuman mulia  seraya berkata, "Dahulu aku lihat Mush'ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya…"
Na’am.Semua buah yang menakjubkan yang dipersembahkan Mush’ab bin Umair itu adalah karena ia memendam akar aqidah yang kuat.Bukan sebuah keyakinan yang hanya dihapalkan diluar kepala.Melainkan Suatu aqidah yang menancap dan menggenggam hati.Aqidah inilah yang telah menciptakan revolusi total dalam diri Mush’ab bin Umair.Sebuah perubahan yang membuat orang-orang terkesima sekaligus terharu melihatnya.Rosululloh bahkan mengutusnya sebagai duta dakwah pertama menuju Madinah.Dan dengan dakwahnya,berbondong-bondong penduduk madinah memeluk Islam.Saat itu Islam menjadi pembicaraan utama ditempat tersebut.
Selanjutnya gunung uhud menjadi saksi terakhir atas sejarah yang menakjubkan ini. Ketika Rasulullah bersama para sahabat sampai di tempat terbaringnya jasad Mush'ab,Rosululloh menangis.Karena tak sehelai pun kain untuk menutupi jasadnya selain pakaian yang digunakannya.Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir..!" (Fiqh Siroh: 163 & 248)

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; di antara mereka ada yang gugur,di antara mereka ada (pula) yang menunggu.Dan mereka tidak merubah (janjinya),QS:  Al-Ahzab : 23

Sungguh,telah semakin jelas bagi kita kenapa posisi aqidah sangat penting dalam kehidupan seorang muslim.Sejak dulu sampai nanti posisi ini tidak akan pernah bergeser sedikitpun dari asalnya.Kita juga semakin paham kenapa aspek aqidah lebih diutamakan dalam tarbiyah (pembinaan).Karena sekali lagi aqidah adalah akarnya.Dia juga sebuah pondasi yang diatasnya sebuah bangunan hendak dibangun.Apakah itu bangunan ilmiyah ataupun pemikiran.Lebih dari itu aqidah adalah modal utama sekaligus benteng paling kokoh yang akan menemani dai dalam setiap perjuangan dan pengabdiannya.

Dinukil dari majalah al-Haromain edisi November 2012

0 komentar:

Posting Komentar